Tuesday, April 21, 2009

Buku "Di Bawah Bendera Revolusi" Dicetak Ulang

Sumber: SuaramerdekaDotCom

Yogyakarta, CyberNews. Buku "Di Bawah Bendera Revolusi" karya Presiden Pertama RI Soekarno, telah selesai dicetak untuk kelima kalinya oleh Yayasan Bung Karno (YBK) dan Badan Pengelola Bung Karno (BPBK) Jakarta.

Buku tersebut dijual dengan harga Rp 250.000 per buah tetapi bagi mahasiswa dan pelajar yang ingin memilikinya hanya dikenakan biaya separuhnya saja.

Buku tersebut pernah menjadi buku wajib tetapi kemudian mengalami penurunan ketika era Orba dan ketika era reformasi buku 'DBR' menjadi langka bahkan menjadi komoditi yang harganya waktu itu sampai ditawarkan orang dengan Rp 100 juta.

Hal itu dijelaskan oleh Ketua Umum YBK Guruh Soekarnoputra, seusai menyerahkan sumbangan buku tersebut kepada Perpustakaan UGM di Yogyakarta. Sumbangan tersebut diterima oleh Kepala Perpustakaan UGM Drs Ida Fadjar Priyanto MSi disaksikan Kepala Bidang Humas dan Keprotokolan UGM Drs Suryo Baskoro Ms mewakili Rektor UGM.

Menurut Guruh, pertama kali DBR dicetak tahun 1959, disusul cetakan kedua tahun 1962, 1964 dan 1965 serta baru tahun 2005 bisa dicetak kembali karena iklim politik yang tidak mendukung serta kendala biaya yang cukup besar.

Buku itu berisikan himpunan tulisan Bung Karno, juga pidato-pidato Bung Karno, pemikiran-pemikiran Bung Karno sejak Indonesia mencapai kemerdekaannya dan akan di bawa kemana negeri ini. Buku DBR dicetak dalam dua bahasa yaitu Indonesia dan Inggris.

Dikatakan bahwa YBK didirikan oleh 8 putra-putri Bung Karno yang saat ini sedang mengupayakan untuk mendirikan sebuah tempat guna menampung seluruh koleksi Bung Karno termasuk benda-benda seni dan juga koleksi buku-bukunya yang menurut keinginan almarhum untuk dipersembahkan kepada seluruh rakyat Indonesia bukannya diturunkan kepada ahli warisnya.

Tempat itu diberi nama Persada Soekarno atau Soekarno Centre yang sebenarnya sudah mendapat tempat di kompleks Gelora Bung Karno di Senayan Jakarta yaitu di Graha Pemuda di mana dahulu Menteri Pemuda dan Olahraga berkantor, yang pada tahun 2004 lalu pengelolaannya telah diserahkan kepada YBK dengan sebuah Keppres, tetapi mungkin karena ada pergantian cuaca politik dan sebagainya sekarang ini Graha Pemuda tersebut ditempati kembali oleh Menegpora. ''Karena itulah YBK akan mengadakan serangkaian pembicaraan dengan pemerintah mengenai pengelolaan tempat tersebut.''

Untuk itu pada tanggal 6 Juni yang baru lalu diputuskan untuk mendirikan perpustakaan Bung Karno di tempat sementara di Gedung Bola Jalan Proklamasi 66 Jakarta.

Diharapkan buku 'DBR' tersebut di UGM dapat disosialisasikan karena generasi muda dan dikenalkan kepada sosok seorang Soekarno serta diperkenalkan kembali kepada yang sudah mengenal sekaligus diimbau untuk dapat mempelajari lebih dalam karena beberapa waktu lalu ikhwal mengenai Bung Karno itu berdasarkan sejarah banyak hal yang diputar-balikkan dan banyak hal yang melenceng, jadi demi kelurusan sejarah Indonesia pada umumnya dan sejarah Bung Karno pada khususnya.

''Kami mohon kepada UGM untuk dapat mempelopori sosialisasi mengenai ajaran-ajaran Bung Karno, sehingga UGM dapat menelurkan mahasiswa-mahasiswa yang menjadi manusia Indonesia yang betul-betul Pancasilais dan betul-betul menjadi manusia Indonesia yang mengabdikan seluruh jiwa raganya kepada Indonesia tercinta. ( bambang unjianto/Cn08 )